PERSAMAAN REAKSI KIMIA
Pengertian Persamaan Reaksi Kimia, Contoh,
Syarat-syarat, Aturan, Koefisien Reaksi - Persamaan reaksi adalah persamaan
yang menggambarkan hubungan zat-zat kimia yang terlibat sebelum dan sesudah
reaksi kimia. Persamaan reaksi dinyatakan dengan rumus kimia zat-zat yang
bereaksi dan hasil reaksi, angka koefisien, dan fase/wujud zat. [1]
Dalam penyetaraan persamaan reaksi ada dua cara yaitu cara aljabar dan cara pimpong.
Dalam penyetaraan persamaan reaksi ada dua cara yaitu cara aljabar dan cara pimpong.
Pada tahap pertama nanti kita akan
membahas dengan cara aljabar kemudian pada tahap kedua dengan cara pimpon
Zat-zat yang bereaksi disebut pereaksi/reaktan
dituliskan di sebelah kiri tanda anak panah, sedangkan zat-zat hasil reaksi
atau produk reaksi dituliskan di sebelah kanan tanda anak panah. [1]
Suatu persamaan reaksi kimia dapat ditulis dengan
dua cara, yaitu persamaan perkataan dan persamaan simbol. Persamaan perkataan
adalah persamaan kimia yang memberi nama pereaksi-pereaksi dan nama hasil
reaksinya, misalnya hidrogen bereaksi dengan oksigen menghasilkan air.
hidrogen bereaksi dengan oksigen menghasilkan air
Persamaan simbol adalah suatu singkatan dalam
menguraikan suatu reaksi kimia. Simbol ini menggunakan rumus kimia dari
pereaksi-pereaksi dan hasil reaksi, serta menggunakan tanda tambah (+) dan
tanda panah (→). Persamaan reaksi ini menggambarkan hubungan zat-zat yang
terlibat sebelum dan sesudah reaksi, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Perubahan dari pereaksi menjadi hasil reaksi
digambarkan dengan tanda anak panah. Angka koefisien menyatakan jumlah partikel
dari setiap pereaksi dan hasil reaksi. Angka koefisien dituliskan di depan
rumus kimia zat, agar reaksi menjadi setara. Reaksi dikatakan setara jika
jumlah atom di kiri sama dengan jumlah atom di kanan tanda anak panah, sehingga
sesuai dengan Hukum Kekekalan Massa. [1]
Contoh: natrium hidroksida direaksikan dengan
asam klorida menghasilkan natrium klorida dan air.
Maka persamaan reaksinya:
natrium hidroksida + asam klorida → natrium
klorida + air
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O (aq)
NaOH dan HCl disebut pereaksi/reaktan
NaCl dan H2O disebut hasil reaksi
Persamaan reaksi yang sempurna disebut juga
persamaan reaksi yang telah setara. Syarat-syarat persamaan reaksi setara
sebagai berikut. [2]
Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah
reaksi selalu sama (memenuhi hukum kekekalan massa).
Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas perbandingan koefisien juga
menyatakan perbandingan volume asalkan suhu dan tekanannya sama).
Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan rumus
kimia yang benar.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah rumus kimia.
Untuk membuat persamaan reaksi menjadi setara
diperbolehkan mengubah jumlah rumus kimia (jumlah molekul atau satuan rumus),
tetapi tidak boleh mengubah rumus kimia zat-zat yang terlibat persamaan reaksi.
Jumlah satuan rumus kimia disebut koefisien. [2]
Berikut ini adalah penjelasan mengenai aturan
persamaan reaksi kimia : [3]
Persamaan reaksi menyatakan kesetaraan jumlah
zat-zat yang bereaksi dengan jumlah zat-zat hasil reaksi. Unutuk menyatakannya
digunakan rumus kimia zat-zat, koefisien reaksi, dan wujud zat. Perhatikan
contoh berikut:
2Na (s) + Cl2 (g) → 2NaCl (s)
a. Rumus kimia zat-zat
Zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia
dinyatakan oleh rumus kimianya. Rumus pereaksi diletakkan di ruas kiri dan
hasil reaksi diletakkan di ruas kanan. Kedua ruas dihubungkan oleh tanda panah
yang menyatakan arah reaksi.
b. Koefisien reaksi
Koefisien reaksi menyatakan jumlah partikel dari
setiap pereaksi dan produk reaksi. Pada contoh di atas, 2 molekul Na bereaksi
dengan 1 molekul Cl2 menghasilkan 2 molekul NaCl. Koefisien reaksi 1 umumnya
tidak ditulis.
Koefisien reaksi diberikan agar persamaan reaksi
sesuai dengan Hukum Kekekalam Massa dari Lavoisier, yang menyatakan bahwa:
“ Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
sama”
Karena massa suatu zat berbanding lurus dengan
jumlah partikel (atom), maka hukum tersebut dapat pula berarti :
Ini berbeda dengan metode aljabar yang selama ini saya ajarkan ke
siswa. Biasanya jika menggunakan cara aljabar maka huruf koefisien dibuat
berbeda-beda pada setiap zat pada persamaan reaksi yang akan dijadikan
persamaan matematis.
Misalnya:
a Pereaksi-1 + b Pereaksi-2 + .... → c Produk-1 + d Produk-2 + ...
Alternatif metode penyetaraan reaksi kimia ini bukanlah metode baru, hanya dilakukan sedikit penyederhanaan dari metode aljabar yang selama ini digunakan. Selanjutnya metode ini diberi nama metode aljabar yang disederhanakan untuk penyetaraan reaksi kimia. Metode ini dapat digunakan untuk menyetarakan persamaan reaksi kimia biasa maupun reaksi redoks.
Misalnya:
a Pereaksi-1 + b Pereaksi-2 + .... → c Produk-1 + d Produk-2 + ...
Alternatif metode penyetaraan reaksi kimia ini bukanlah metode baru, hanya dilakukan sedikit penyederhanaan dari metode aljabar yang selama ini digunakan. Selanjutnya metode ini diberi nama metode aljabar yang disederhanakan untuk penyetaraan reaksi kimia. Metode ini dapat digunakan untuk menyetarakan persamaan reaksi kimia biasa maupun reaksi redoks.
A. Langkah penyetaraan reaksi dengan metode aljabar yang
disederhanakan adalah sebagai berikut:
1. Buat garis bawah pada
setiap zat pada persamaan reaksi (akan digunakan sebagai tempat koefisien).
2. Pilih unsur (atau ion)
yang simbolnya muncul sekali di ruas kiri dan ruas kanan. Boleh ditandai dengan
tanda tertentu agar mudah melihat unsur atau ion yang terpilih.
a.Jika unsur yang terpilih
sudah setara antara ruas kiri dan kanan letakkan koefisien huruf yang sama pada
tanda garis bawah koefisien.
b. Jika unsur tersebut
belum setara, letakkan koefisien huruf pada sisi dengan jumlah atom
lebih banyak untuk unsur tersebut, dan setarakan sisi lain dengan
menggunakan huruf koefisien yang sama. Misal koefisien huruf-nya “a” dan
koefisien sisi lainnya “2a".
c. Ulangi langkah 2 ini, jika diperlukan dengan menggunakan huruf koefisien
yang berbeda. Isilah garis bawah yang
masih kosong dengan menggunakan koefisien huruf yang lain, jika mungkin,
gunakan pernyataan yang terkait dengan huruf koefisien yang telah digunakan
sebelumnya. Contohnya, karena sebelumnya telah menggunakan huruf koefisien a
dan b maka boleh digunakan “2b – 2a" daripada menggunakan koefisien huruf
“c”. Ini akan mengurangi jumlah persamaan yang diperlukan.
Catatan:
Usahakan tidak menggunakan banyak macam
huruf koefisien, cukup DUA huruf koefisien, biasanya “a” dan “b”. Toh
kebanyakan persamaan kimia dapat disetarakan menggunakan 2 huruf koefisien
saja; meskipun beberapa persamaan kadang memerlukan penggunaan 4 huruf
koefisien huruf (a, b, c, d). Usahakan hanya menggunakan bilangan bulat yang
paling sederhana.
Catatan: Usahakan tidak menggunakan banyak macam huruf koefisien,
cukup DUA huruf koefisien, biasanya “a” dan “b”. Toh kebanyakan persamaan kimia
dapat disetarakan menggunakan 2 huruf koefisien saja; meskipun beberapa
persamaan kadang memerlukan penggunaan 4 huruf koefisien huruf (a, b, c, d).
Usahakan hanya menggunakan bilangan bulat yang paling sederhana.
4. Tinjau jumlah atom
melalui persamaan huruf-huruf sehingga diperoleh angka pengganti huruf
koefisien.
5. Gantikan huruf koefisien
dengan angka yang diperoleh tadi.
Berikut contoh penerapan
untuk penyetaraan reaksi:
Cu + HNO3 ➡ Cu(NO3)2 + NO + H2O
Pilih unsur yang muncul hanya sekali di ruas kiri dan sekali di ruas kanan
Tinjau Cu:
Jumlah Cu di ruas kiri harus sama dengan jumlah Cu di ruas kanan
a Cu + HNO3 ➡ Cu(NO3)2 + NO + H2O
a Cu + HNO3 ➡ a Cu(NO3)2 + NO + H2O
Tinjau H:
Jumlah H di ruas kiri harus sama dengan jumlah H di ruas kanan, H di ruas kanan (H2O) sebanyak 2 atom maka ia mendapat prioritas di beri huruf koefisien (dalam hal ini digunakan huruf b)
a Cu + HNO3 ➡ a Cu(NO3)2 + NO + b H2O
a Cu + 2b HNO3 ➡ a Cu(NO3)2 + NO + b H2O
Cu + HNO3 ➡ Cu(NO3)2 + NO + H2O
Pilih unsur yang muncul hanya sekali di ruas kiri dan sekali di ruas kanan
Tinjau Cu:
Jumlah Cu di ruas kiri harus sama dengan jumlah Cu di ruas kanan
a Cu + HNO3 ➡ Cu(NO3)2 + NO + H2O
a Cu + HNO3 ➡ a Cu(NO3)2 + NO + H2O
Tinjau H:
Jumlah H di ruas kiri harus sama dengan jumlah H di ruas kanan, H di ruas kanan (H2O) sebanyak 2 atom maka ia mendapat prioritas di beri huruf koefisien (dalam hal ini digunakan huruf b)
a Cu + HNO3 ➡ a Cu(NO3)2 + NO + b H2O
a Cu + 2b HNO3 ➡ a Cu(NO3)2 + NO + b H2O
Tinjau N:
Jumlah N di ruas kiri harus sama dengan jumlah N di ruas kanan, N di ruas kiri = 2b + 2a maka di ruas kanan N juga harus sebanyak 2a + 2b
a Cu + 2b HNO3 ➡ a Cu(NO3)2 + (2b - 2a) NO + b H2O
B. Cara pimpong
Jumlah N di ruas kiri harus sama dengan jumlah N di ruas kanan, N di ruas kiri = 2b + 2a maka di ruas kanan N juga harus sebanyak 2a + 2b
a Cu + 2b HNO3 ➡ a Cu(NO3)2 + (2b - 2a) NO + b H2O
B. Cara pimpong
Diantara beberapa metode atau cara
menyetarakan reaksi redoks ada satu yang saya rekomendasikan untuk dipilih
siswa. Metode penyetaraan persamaan reaksi redoks tersebut adalah dengan
menggunakan metode setengah rekasi yang dimodifikasi. Bagian yang dimodifikasi
adalah pada bagian menyetarakan jumlah atom O.
Jika metode setengah reaksi adalah dengan
menambahkan H2O pada ruas atau sisi yang kekurangan O. Pada metode
setengah reaksi yang dimodifikasi ini adalah dengan menambahkan ion OH– untuk
sisi yang kekurangan atom O, apapun suasana reaksinya. Urusan suasana akan
disesuaikan pada tahap akhir penyetaraan. Pada metode ini tidak
memerlukan perhitungan bilangan oksidasi yang untuk sebagian siswa ini kadang
merasa menyulitkannya.
Adapun langkah-langkah atau tahapan
penyetaraannya adalah sebagai berikut:
1. Membagi reaksi menjadi 2 bagian setengah
reaksi, kumpulkan spesi-spesi yang memiliki kesamaan atom (kecuali O dan H
tidak perlu untuk diperhatikan). Diperbolehkan menambahkan zat yang sama pada
dua bagian setengah reaksi jika diperlukan;
2. Menyetarakan jumlah atom selain atom O dan H;
3. Menyetarakan jumlah atom O dengan
menambahkan OH– untuk sisi yang kekurangan O dalam suasana
apapun, dan menyetarakan jumlah atom H dengan menambahkan H+untuk
sisi yang kekurangan H;
4. Menyetarakan jumlah muatan dengan
menambahkan e–;
5. Bila perlu mengalikan setiap setengah reaksi
dengan bilangan bulat agar elektron yang dilepas sama dengan yang
diterima. Ingat reaksi redoks kan
reaksi serah terima elektron.
6. Menjumlahkan kedua setengah reaksi, dan
menuliskan sisa selisih jika dijumpai spesi sama yang ada di ruas kiri dan ruas
kanan;
7. Menambahkan H+ atau OH– (sesuai
dengan suasana yang diminta) pada ruas kiri dan kanan jika diperlukan;
8. Jika pada satu ruas terdapat ion H+ dan
juga OH– maka perlu mengonversinya jadi molekul H2O;
9. Memastikan jumlah atom dan muatan sudah
setara.
Contoh 1. Setarakan reaksi berikut:
Na2Cr2O7 +
SnI2 + HI → CrI3 + SnI4 + NaI +
H2O
1. Pisahkan reaksi menjadi 2 setengah reaksi,
pastikan senyawa yang berpasangan itu memiliki kesamaan atom (kecuali O dan H)
Na2Cr2O7 +
HI → CrI3 + NaI + H2O
SnI2 → SnI4 …. (bagian ini pasti akan bermasalah karena jumlah I tidak akan pernah sama kalau kondisinya begitu. Oleh karena itu boleh “diakali” dengan menambahkan HI juga pada ruas kiri. Mengapa dipilih HI , karena ini yang paling mungkin). Sehingga penulisannya menjadi seperti di bawah ini.
SnI2 → SnI4 …. (bagian ini pasti akan bermasalah karena jumlah I tidak akan pernah sama kalau kondisinya begitu. Oleh karena itu boleh “diakali” dengan menambahkan HI juga pada ruas kiri. Mengapa dipilih HI , karena ini yang paling mungkin). Sehingga penulisannya menjadi seperti di bawah ini.
Na2Cr2O7 +
HI → CrI3 + NaI + H2O
SnI2 + HI → SnI4
SnI2 + HI → SnI4
2. Setarakan jumlah atom (selain O dan H) yang
ada di ruas kanan dan kiri
Na2Cr2O7 + 8HI → 2CrI3 + 2NaI + H2O
SnI2 + 2HI → SnI4
SnI2 + 2HI → SnI4
3. Setarakan jumlah atom O dan H yang ada di ruas
kanan dan kiri
Menyetarakan atom O adalah dengan menambahkan
OH– pada ruas yang kekurangan atom O
Menyetarakan atom H adalah dengan menambahkan H+ pada ruas yang kekurangan atom H
Menyetarakan atom H adalah dengan menambahkan H+ pada ruas yang kekurangan atom H
Na2Cr2O7 +
8HI → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH–
SnI2 + 2HI → SnI4 + 2H+
4. Setarakan muatan ruas kiri dan kanan dengan
menambahkan e– pada ruas yang lebih positif
Na2Cr2O7 +
8HI + 6e– → 2CrI3 + 2NaI + H2O
+ 6OH–
SnI2 + 2HI → SnI4 + 2H+ + 2e–
SnI2 + 2HI → SnI4 + 2H+ + 2e–
5. Samakan jumlah elektron yang dilepas dengan
yang diterima
|x1| Na2Cr2O7 + 8HI
+ 6e– → 2CrI3 + 2NaI +
H2O + 6OH–
|x3| SnI2 + 2HI → SnI4 + 2H+ + 2e–
|x3| SnI2 + 2HI → SnI4 + 2H+ + 2e–
Na2Cr2O7 +
8HI + 6e– → 2CrI3 + 2NaI + H2O
+ 6OH–
3 SnI2 + 6HI → 3 SnI4 + 6H+ + 6e–
3 SnI2 + 6HI → 3 SnI4 + 6H+ + 6e–
6. Jumlahkan spesi (molekul, ion, elektron) yang
berada pada ruas yang sama dari kedua reaksi, dan tuliskan sisa hasil selisih
untuk spesi yang ada pada kedua ruas
Na2Cr2O7 + 8HI + 6e– → 2CrI3 +
2NaI + H2O + 6OH–
3 SnI2 + 6HI → 3 SnI4 + 6H+ +
6e–
hasil reaksinya adalah
Na2Cr2O7 + 8HI + 6e– +
3SnI2 + 6HI → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH– +
3SnI4 + 6H++ 6e–
Tuliskan sisa hasil selisih untuk spesi yang
ada pada kedua ruas
Na2Cr2O7 +
8HI +
6e– + 3 SnI2 +
6HI → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH– +
3SnI4 + 6H++ 6e–Na2Cr2O7 + 8HI + 3SnI2 + 6HI → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH– + 3SnI4 + 6H+
7. Pada langkah ini tidak diperlukan penambahan ion
H+ atau OH– karena reaksi di atas termasuk
reaksi yang telah lengkap, jadi secara otomatis atom H dan OH akan sama
(biasanya akan begitu, seperti reaksi ini). Penerapannya coba lihat contoh 2.
8. Jika terdapat spesi H+ dan OH–
dalam satu ruas dapat di konversi menjadi H2O dan spesi yang sama
digabungkan.
Na2Cr2O7 + 8HI + 3SnI2 + 6HI → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6OH– + 3SnI4 + 6H+
Na2Cr2O7 + 14HI + 3SnI2 → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6H2O + 3SnI4
Na2Cr2O7 + 14HI + 3SnI2 → 2CrI3 + 2NaI + 7H2O + 3SnI4
Na2Cr2O7 + 14HI + 3SnI2 → 2CrI3 + 2NaI + H2O + 6H2O + 3SnI4
Na2Cr2O7 + 14HI + 3SnI2 → 2CrI3 + 2NaI + 7H2O + 3SnI4
Jadi hasil penyetaraannya adalah:
Na2Cr2O7 +
14HI + 3SnI2 → 2CrI3 + 2NaI + 7H2O
+ 3SnI4
Contoh 2. Setarakan reaksi berikut
:
Bi2O3 + ClO–→ BiO3– + Cl–
Bi2O3 + ClO–→ BiO3– + Cl–
1. Pemecahan menjadi setengah reaksi:
2. Bi2O3 → BiO3–
ClO– → Cl–
ClO– → Cl–
2. Menyamakan jumlah atom selain O dan H:
Bi2O3 → 2BiO3–
ClO– → Cl–
ClO– → Cl–
3. Menyamakan jumlah atom O dengan menambahkan OH– dan
menyamakan H dengan menambahkan H+ serta muatan:
Reaksi Oksidasi: Bi2O3
+ 3OH– → 2BiO3– + 3H+
Reaksi Reduksi: ClO– + H+ → Cl–+ OH–
Reaksi Reduksi: ClO– + H+ → Cl–+ OH–
4. Menyamakan jumlah muatan dengan menambahkan e– dan
menyamakan elektron yang dilepas dan yang diterima dengan mengalikan ruas
dengan bilangan bulat yang sesuai:
|x1| Bi2O3 + 3OH– →
2BiO3– + 3H+ + 4e–
|x2| ClO– + H+ + 2e– → Cl–+ OH–
|x2| ClO– + H+ + 2e– → Cl–+ OH–
5. Menjumlahkan semua spesi yang ada di setiap
ruas dengan membandingkan ruas kiri dan kanan:
Bi2O3 + 3OH– → 2BiO3–
+ 3H+ + 4e–
2ClO– + 2H+ + 4e– → 2Cl–+ 2OH–
2ClO– + 2H+ + 4e– → 2Cl–+ 2OH–
jadi hasil reakainya adalah:
Bi2O3 + 3OH– +
2ClO– + 2H+ + 4e– → 2BiO3– + 3H+ +
2Cl– + 2OH– + 4e–
6. Hilangkan setiap ruas jika dijumpai spesi yang
sama, biasanya berupa e– dan ion H+ atau ion
OH– :
Bi2O3 + 3OH– + 2ClO– + 2H+ + 4e– → 2BiO3– + 3H+ + 2Cl– + 2OH– + 4e–
Bi2O3 + OH– + 2ClO– → 2BiO3– + H+ + 2Cl–
Bi2O3 + OH– + 2ClO– → 2BiO3– + H+ + 2Cl–
7. Reaksi dalam suasana asam atau basa?
Asam….Jika reaksi berlangsung dalam suasan ASAM maka perlu
menambahkan sejumlah H+ pada kedua ruas untuk menetralkan OH– :
Bi2O3 + OH– +
2ClO– + H+ →
2BiO3– + H+ + 2Cl–+ H+
Bi2O3 + 2ClO– + H2O → 2BiO3– + 2Cl– + 2H+
Bi2O3 + 2ClO– + H2O → 2BiO3– + 2Cl– + 2H+
Basa…. Jika reaksi berlangsung dalam suasan BASA maka perlu
menambahkan sejumlah OH– pada kedua ruas untuk menetralkan H+ :
Bi2O3 + OH– +
2ClO– + OH– → 2BiO3– + H+ +
2Cl– + OH–
Bi2O3 + 2ClO– + 2OH– → 2BiO3– + 2Cl– + H2O
Bi2O3 + 2ClO– + 2OH– → 2BiO3– + 2Cl– + H2O
Disebut metode ping pong karena pada proses
penyetaraan reaksi kita seolah-olah sedang main ping pong, yaitu mengisi
koefisien dari satu ruas kemudian pindah ke ruas lainnya terus menerus sampai
semua senyawa mendapatkan koefisien.
semoga demgan penjelasan dan materi singkat tentang ini dapat membantu pembaca untuk menyelesaikan soal-soal yang berkaitan denggan penyetaraan reaksi
daftar pustaka
Endang Susilowati.
2015. kimia 2 untuk kelas X SMA dan MA. Global : Solo
Michael Purba. 2012. Kimia kelas X. Erlangga : Jakarta
Sunardi, Dini Kurniawati. 2012. Kimia berbasis pendidikan karakter bangsa untuk SMA/MA kelas I. Sewu : Bandung
Unggulan sudarmo.2006.kimia kelas X .Phibeta
http://www.nafiun.com/2013/03/pengertian-persamaan-reaksi-kimia-contoh-
Michael Purba. 2012. Kimia kelas X. Erlangga : Jakarta
Sunardi, Dini Kurniawati. 2012. Kimia berbasis pendidikan karakter bangsa untuk SMA/MA kelas I. Sewu : Bandung
Unggulan sudarmo.2006.kimia kelas X .Phibeta
http://www.nafiun.com/2013/03/pengertian-persamaan-reaksi-kimia-contoh-